Sabtu, 15 September 2012

Nilai yang Terlupakan


NDP, istilah itu mungkin bagi kita sebagai kader PMII sudah tidak asing lagi. Kalau seandainya kita di Tanya apa itu NDP pasti secara spontan kita akan menjawab “O gampang NDP itu adalah Nilai Dasar Pergerakan’, begitu gampang dan mudah sekali kita untuk mengingatnya tapi ketika penulis melihat realita yang terjadi adalah sangat paradoks sekali. Ternyata NDP yang selama ini yang paling sering di dengung-dengungkan pada saat MAPABA, NDP yang selama ini oleh para kader PMII di sakralkan ternyata hanya terhenti dalam tataran teoritis tidak sampai masuk dalam tataran praksis para kader, sungguh riskan dan sangat kotradiktif sekali dengan kedudukan dan fungsi yang tersimpan di dalam sejarah yang melatar belakangi sehingga di rumuskannya NDP. Oleh karena itu di rasa penting bagi kita sebagai kader PMII untuk melakukan reorientasi mengenai NDP, mulai dari perjalanan sejarahnya sampai pada nilai-nilai yang ada di NDP, yang memang ketika penulis teliti adalah teryata apa yang ada di NDP semua subtansinya bernilai praksis bukan sebatas nilai konsep-teoritis yang hanya untuk kita ingat dan di hafalkan saja.

Sejarah perumusan NDP

Berkaca pada sejarah perjalanan perumusan NDP yang penulis temui di sebuah buku, bahwa dalam merumuskan NDP yang sekarang sudah tidak ghaib lagi bagi para kader yang pernah ikut MAPABA yang jumlahya kurang lebih hanya 2 lembar pembahasan, ternyata telah menghabiskan waktu selama lima belas tahun lamanya untuk pembahasan rumusan-rumusan NDP untuk akhirnya mencapai tahap finalisasi, mulai dari kepemimpinan sahabat Abduh Paddare sebagai ketum PB dengan sahabat Ahmad Bagja sebagai sekjen (1973-1977) sampai pada saat kepemimpinan sahabat M Iqbal Assegaff dan sahabat Drs. Abd Malik Ahmad sebagai sekjen pada tahun 1988. Secara ringkas bisa di lihat di bawah ini:
  1. Mukernas ke III di bandung merupakan awal perumusan NDP tepatnya pada saat ketum PB di pegang sahabat Abduh Paddare (1973-1977).
  2. Konggres ke VII di cibubur (1-4 april 1981) pembahasan kerangka-kerangka NDP yang pada saat itu ketum PB adalah sahabat Muhyidin Arubusman (1981-1984).
  3. Konggres ke VIII di bandung (15-20 mei 1985) pembahasan kerangka NDP oleh sidang komisi 1(organisasi) dengan ketum PB pada saat itu adalah sahabat Surya Darma Ali (1985-1988).dan pada bulan April terbentuk tim pembantu penyiap bahan NDP.
  4. 30 September 1987 terbentuk tim penyusun NDP dengan sahabat M. Najrul Falakh S.H sebagai koordinator.
  5. Dan akhirnya setelah selama kurang lebih 15 tahun penantian NDP pun mencapai finalisasi pada konggres ke IX (14-19 september 1988) di Wisma Haji surabaya dengan SK No:VIII/kong-PMII/IX/’88. Yang pada saat yang sama sahabat M Iqbal Assegaf terpilih sebagai ketum PB dengan sekjen Drs Abd Malik Ahmad.

Sungguh bukan waktu yang singkat, lima belas tahun sama dengan 2 lembar pembahasan pastilah karya itu bukan sesuatu yang tanpa nilai dan tujuan. Itulah NDP karya itu yang di ciptakan untuk menjadi roh dan pembangkit ghiroh para kader PMII, sebagai sumber kekuatan ideal-moral dari aktivitas para kader PMII dan sebagai pusat argumentasi, pengikat kebenaran dari kebebasan berfikir, berucap dan bertindak dari setiap aktivitas pergerakan.

Nilai Dasar Pergerakan.

Dalam kesempatan kali ini penulis tidak akan memaparkan NDP secara definitif mulai dari apa itu NDP, seperti apa fungsinya bagi kader, seperti apa kedudukanya bagi PMII dan yang terakhir seperti apa rumusan nilai-nilai yang di kandungnya hal itu di karena kan penulis yakin yang namanya kader PMII sudah pasti tahu tentang hal ihwal itu semua dan akan terasa lucu dan aneh sekali kalau memang masih ada kader yang belum tahu tentang hal itu. Hal yang di tekan kan oleh penulis dalam tulisan adalah rekontruksi pemikiran para kader yang selama ini telah menganggap NDP sebagai sebuah symbol semata.
Salah satu realitas yang paling sering penulis temui dan yang membuktikan kalau ternyata NDP di pahami secara dangkal(teoritis belaka) oleh para kader adalah banyaknya kader yang tidak paham kalau sebenarnya bukan hanya agama saja yang memerintahkan kita untuk menjadi hamba yang taat, melaksanakan apa yang di perintahkan-Nya dan menjauhi apa yang di larang-Nya, tapi ternyata juga PMII memerintahkan kita lewat NDP nya. Coba lihat lagi di rumusan-rumusan NDP di situ ada point ‘Hubungan Manusia dengan Allah SWT’ .disitu penulis menemukan nilai praksis yaitu manusia sebagai kholifah dan ,manusia sebagai hamba. jadi jika kita di perintahkan untuk sholat ya kita sholat ketika kita di perintahkan untuk menjauhi zina ya kita jauhi, maka kalau kita tidak melaksanakan itu maka ada dua dosa yang telah kita lakukan yang pertama: kita berdosa kepada-Nya dan yang kedua: kita berdosa kepada organisasi PMII karena tidak memenuhi kewajiban sebagai kader PMII.(so mugkin tidak pantas mengaku jadi kader PMII).
Dan banyak lagi rumusan-rumusan NDP yang mungkin secara sempurna kita tidak melaksanakannya atau mungkin sudah lupa dan yang paling parah kalau ada kader yang sampai bersifat apatis terhadap NDP(kader murtad). rumusan- rumusan NDP itu seperti point ‘Tauhid’ nilai yang penulis tangkap dari point ini adalah pemurnian orientasi kader dalam setiap berfikir, berucap dan bergeraknya hanya kepada Allah SWT (keihklasan). Point ’Hubungan Manusia Dengan Manusia’ nilai-nilainya adalah kesetaraan artinya walaupun secara alamiah manusia itu masing-masing punya kelebihan dan kekurangan, jangan sampai itu menjadi penyebab antara manusia (kader) satu dengan yang lainya malah saling mengacuhkan. Juga arti kesetaraan itu berarti semua manusia itu sama jangan sampai ada yang di tindas-menindas atau sampai ada klaim kafir-mengkafirkan, semuanya sama, hanya yang membedakan adalah tingkat ketakwaanya saja di hadapan Allah SWT (lagi-lagi Orientasinya Tauhid dan aswaja). Point ‘Hubungan Manusia Dengan Alam’ di dalam point ini yang penulis tangkap adalah nilai manusia sebagai kholifah fil ardhi atau manusia sebagai mandataris Allah SWT di atas bumi yang harus menjaga, merawat dan juga memanfaatkanya secara wajar. Jangan sampai merusak atau memanfaatkanya di luar kewajaran apalagi disitu sampai ada tindak kriminal, trus di point ini juga penulis menangkap nilai manusia sebagai khalifah fil ardhi yang menjadi mandataris Allah SWT di muka bumi harus bisa mengintdrnalisasikan sifat-sifat ketuhanan kedalam tingkah lakunya, sepeti sifat ar-Rahman dan ar-Rahim yang artinya Maha Pengasih dan Maha penyayang jadi bagaimana nanti manusia (kader PMII) mempunyai sifat kasih dan sayang kepada sesama manusia dan juga alam sekitar baik itu flora maupun fauna. Nah itulah semua adalah perintah-perintah organisasi PMII kepada kita selaku kader, ingat NDP bukan hanya mengandung nilai verbalitas semata tapi subtansi nilai yang di kandung di dalam NDP adalah nilai aktivitas yang harus dan wajib kita laksanakan sebagai orang yang mengaku kader PMII. 
Akhirnya harapan dari penulis semoga apa yang telah di paparkan di atas dapat me-rekrontruksi kesadaran kader PMII terhadap NDP dan me-reposisi kan NDP di dalam kesadaran para kader PMII dengan benar, untuk akhirnya nanti para kader PMII bisa dapat mengimplementasikan NDP dalam tataran paksis, sehingga para kader PMII nantinya benar-benar menjadi kader yang di impi-impikan dan dinanti-nantikan kehadirannya oleh PMII sekaligus Jadilah KAULA (Kader Ulul Albab)sejati yang memang di cita-citakan oleh organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia lewat NDP nya.

0 komentar:

Posting Komentar